Kajian Pemikiran Tokoh: Membincang Gus Dur yang Dinilai Pluralis, Liberal, dan Sekuler

 

Kairo, BAIT – FK-Baiquni mengadakan Kajian Pemikiran Tokoh yang dibawakan oleh Ahmad Mujaddid selaku pemateri dan dimoderatori oleh Mirwan Sudarmawan pada Jumat, 17 Februari 2023 di Sekretariat FK-Baiquni. Kali ini, pemateri menghadirkan sosok KH. Abdurrahman Wahid atau akrab disapa dengan Gus Dur yang dinilai pluralis, liberalis, maupun sekular.

Pemateri juga menghadirkan makalah yang bertajuk “Gus Dur: Antara Pluralisme, Liberalisme, dan Sekularisme”. Ada spektrum penting yang dihadirkan oleh Ahmad Mujaddid, bahwa kendati Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait haramnya ketiga paham tersebut, akan tetapi berbeda esensinya dengan paham yang dianut oleh Gus Dur.

“Sekularisme yang dimaksud oleh Gus Dur adalah tidak mendirikan negara khilafah, karena negara khilafah itu merupakan produk manusia" tegas Ahmad Mujaddid dalam membedakan sekularisme dalam kaca mata orang Barat dan Gus Dur.

Selain itu, salah satu penanggap, Muhammad Naufal Nurdin, juga memberikan sebuah catatan bahwa kalaupun sosok Gus Dur memiliki paham yang dinilai pluralis beserta kedua paham lainnya, maka terma yang digunakan sebagai penisbatan kepada tokoh tertentu perlu dijernihkan lagi definisinya, agar tidak dijadikan “mainan". Jangan sampai, ketika penyandaran tersebut dinormalisasi, akan ditunggangi oleh kelompok tertentu.

Kita juga perlu menilik benang tipis antara liberal dan mengamalkan maqashid. Sebab, bisa saja yang dihadirkan Gus Dur adalah implementasi dari maqashid, tapi dinilai liberal oleh sebagian orang. Maka dari itu, terma kritis yang dihadirkan pemateri perlu dijernihkan ulang” ungkap salah satu peserta kajian dalam menambahkan uraian Ahmad Mujaddid.

Reporter: Muhammad Said Anwar

Editor: Ichsan Semma


Comments