Ai Fatimah Bongkar Rahasia Dapat Penghargaan dari Departemen Agama

(Dok. BAIT)

Kairo, BAIT— "Kenapa tulisan saya tentang isu keagamaan dapat predikat terbaik dari Departemen Agama? Karena jarang yang masuk ke situ (bidang agama). Maka itu peluangnya alumni al-Azhar, saingan saya sesama al-Azhar tuh gak ada!" Ungkap Ai Fatimah Nur Fuad, Lc., M.A., Ph.D. di Baruga Sulawesi dalam Acara Talk Show Kepenulisan yang diadakan oleh FK-Baiquni berkolaborasi dengan Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS), Jumat (22/9).

Pemateri yang akrab disapa Ibu Ai ini juga mengungkapkan bahwa di antara kekurangan penulis ilmiah (secara umum) sekarang adalah tidak bisa membaca buku literatur secara langsung karena kendala bahasa. Sehingga kemampuan bahasa Arab Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) menjadi salah satu kunci penting untuk membuka peradaban dunia sekarang.

Ia lanjut menjelaskan bahwa secara realistis tulisan yang bisa dipublikasi di jurnal nasional dan internasional itu memerlukan proses yang tidak instan. "Menguatkan satu ide dengan ide lainnya itu perlu ketekunan, saya butuh 16 buku atau referensi untuk menerbitkan ini," tuturnya ketika memperlihatkan salah satu tulisannya yang dipublikasikan di jurnal internasional.

Ibu Ai juga menceritakan bahwa tulisan beliau sendiri berawal dari keresahan-keresahan sederhana yang beliau rasakan ketika kuliah di Inggris. "Orang yang melihat dari luar (outsider) tidak akan sama dengan orang yang ada di dalam (insider), maka mulailah menulis!" Tegasnya.

Hal itu pun selaras dengan pernyataan Syamsu Alam sebagai salah satu dewan penasihat KKS dan FK-Baiquni ketika memberikan sambutan yang mengatakan bahwa semua hal bisa ditulis. Mulai dari peristiwa-peristiwa di lingkungan sekitar kita seperti macetnya Mesir hingga fakta di balik film Ketika Cinta Bertasbih (KCB) yang selalu memperlihatkan Piramida dalam setiap perjalanan.

Selain itu, Ibu Ai juga menerangkan bahwa insentif yang didapatkan dari menulis di jurnal nasional maupun internasional bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta. Oleh karena itu, ia kembali memberikan motivasi, "Yang tidak pernah mencoba pasti akan bilang sulit, yang mencoba sekali dua kali pasti akan bilang sulit. Tapi yang tekun, rajin, pasti bisa bahkan akan ketagihan. Konsistensi kunci keberhasilan," pesannya.

Di sisi lain, Yusril Andino Alfajri selaku ketua almamater FK-Baiquni juga berharap, "Semoga acara ini bisa membantu merealisasikan asas FK-Baiquni yaitu penyajian tulisan dengan menggabungkan antara turats dan masalah kontemporer".

Reporter: St. Aisyah Hs

Editor: Akmal Sulaeman

Comments