War Lailatulqadar di Masjid Al-Azhar

 



Ilustrasi Gambar (Gambar: dok. BAIT)
                                        

Oleh : Mirwan Sudarmawan Rifai

Sepuluh malam terakhir Ramadan memang menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh kaum muslim di seluruh dunia. Umat muslim semakin memperbanyak ibadah yang tidak hanya berhubungan langsung dengan Allah (ibadah qashirah), seperti; salat tahajjud, dzikir, doa dan lainnya, bahkan juga giat menambah amalan yang berhubungan dengan sesama manusia (ibadah muta'addiyah), seperti; sedekah. Semangat ibadah seperti ini langsung dicontohkan oleh baginda Nabi Saw yang tergambar  dalam riwayat Sayyidah Aisyah ra:

 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Dari 'Aisyah radhiallahu'anha, ia berkata: “Nabi bila telah memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadan), beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dengan beribadah, serta membangunkan keluarganya.”(HR. Bukhari)

Lantas mengapa harus pada sepuluh Ramadan terakhir kita memperbanyak ibadah?

Selain karena  hampir usai, keutamaan bulan Ramadan juga ada di sepuluh malam terakhir tersebut. Dan jika ditelisik lebih khusus, keutamaan Ramadan terletak pada malam-malam ganjilnya.  

Perintah untuk mencari malam Lailatulqadar di sepuluh malam terakhir juga memang sudah diperintahkan oleh Rasulullah Saw dalam haditsnya:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatulqadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan”(HR. Bukhari)

 

Menyaksikan kebiasaan orang Mesir sendiri, mereka rata-rata meyakini bahwa malam Lailatulqadar terletak pada malam ke 27 Ramadan. Terlihat selama empat Ramadan yang telah saya lalui di negeri ini, setiap malam tersebut sudah pasti dipadati oleh para jemaah dari dalam maupun luar kota. Mereka berbondong-bondong memenuhi tiap sudut masjid Al-Azhar. Kepadatan dimulai dari waktu berbuka hingga salat Subuh ditunaikan.

Lalu hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa hanya pada malam 27 Ramadan, padahal ada malam ganjil lainnya?

Menelisik kebiasaan orang Mesir yang sangat antusias dalam menyambut dan menghidupkan malam 27 Ramadan, itu dikarenakan kekaguman dan kecintaan mereka pada salah satu Syekh yang sangat terkenal di Mesir, beliau adalah Syekh Muhammad Mutawalli Al-Sya'rawi. Merujuk pada salah satu penjelasan ceramahnya, beliau mengatakan tentang letak malam Lailatulqadar ada di malam 27 Ramadan. Di sisi lain, saya juga pernah menanyakan langsung tentang hal ini ke penduduk setempat dan mereka mengatakan penjelasan yang sama. Hal inilah yang menjadi sumber pegangan warga Mesir yang meyakini bahwa Lailatulqadar terletak pada malam 27 Ramadan.

Pada akhirnya, malam Lailatulqadar merupakan rahasia Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa istikamah menghidupkan setiap malam pada bulan mulia ini. Mereka yang senantiasa menghidupkan malamnya dengan qiyamullail dan siangnya dengan memperbanyak amalan-amalan ke sesama manusia, sejatinya akan dimudahkan oleh Allah untuk menemukan malam Lailatulqadar.

 

Comments