Alter Ego; Manifestasi Aku Yang Lain
Oleh : Muhammad Akmal Fuady
Susah, sedih, tertekan, merasa tidak dihargai, takut, khawatir dan
lain-lain.
Kata-kata tersebut mewakili berbagai macam luapan emosi
serta perasaan negatif yang sering kali terjadi pada kehidupan kita saat ini.
Hal tersebut hadir secara alamiah dan menimbulkan dampak pada sifat dan
karakter seseorang. Sebagai contoh kejadian yang sering terjadi adalah merasa
tidak percaya pada diri sendiri, serangan panik (panick attack), isu
kepercayaan, tekanan batin dan lain sebagainya.
Beberapa orang mengatasinya dengan membatasi kehidupan sosial mereka atau
mengurung diri, mengonsumsi obat-obat penenang, bahkan menggunakan obat terlarang
sebagai alternatif.
Namun gangguan-gangguan tersebut dapat ditanggulangi tanpa menyakiti atau
merusak diri, yaitu dengan cara menghadirkan secara sadar dan sengaja bagian
kedua atau karakter buatan dari diri kita. Dengan begitu, seseorang akan lebih
mudah dalam menyelesaikan masalah secara pribadi juga kemudahan bersosialisasi
dalam kehidupan sehari-hari. Karakter buatan ini disebut dengan istilah “Alter
Ego”.
Alter ego berasal dari bahasa
latin yang memiliki berarti “aku yang lain”. Secara istilah, merupakan
diri kedua atau karakter buatan yang dihadirkan secara sengaja dan dipercaya
berbeda daripada orang kebanyakan atau kepribadian yang sebenarnya. Tetapi apakah hal ini merupakan hal yang sama
dengan kepribadian ganda?
Kerap kali alter ego dianggap hal yang serupa dengan kepribadian
ganda oleh orang awam. Namun, hal ini merupakan dua kasus yang berbeda.
Kepribadian ganda atau dissociative identity disorder (DID) adalah ketika
seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian lain dalam dirinya, sementara orang-orang dengan DID tidak menyadari hal tersebut, sehingga ketika kembali ke karakter utamanya, mereka sering kali tidak menyadari apa
yang telah mereka lakukan oleh kepribadiannya yang lain.
Untuk mengetahui bahwa seseorang mempunyai alter ego, terdapat
beberapa gejala umum atau pertanda yang mungkin terjadi pada orang yang
memilikinya, yaitu sebagai berikut:
· Ketika seseorang memiliki
dua kepribadian atau lebih yang terpisah dengan identitas diri dan persepsi
sendiri
· Perubahan yang terjadi
pada seseorang yang memilikinya dan berbanding terbalik dalam perasaan diri
sendiri. Sebagai contoh kebiasaan sehari-hari yang dimiliki oleh masing-masing
karakter.
· Seringnya terjadi
kesenjangan dalam ingatan, termasuk lupa akan kegiatan sehari-hari.
Pada dasarnya, setiap orang berpotensi untuk mendatangkan alter ego-nya
sendiri untuk membantu kehidupan bersosial. Namun, perlu adanya pengontrolan
diri untuk mengendalikan karakter buatan tersebut untuk mencegahnya dalam pendominasian
terhadap karakter utama. Maka dalam hal ini, alter ego merupakan hal
yang normal.
Walaupun demikian, tujuan atau niat utama dalam mendatangkan karakter buatan adlah hal yang tidak dapat ditiadakan. Beberapa orang membuatnya untuk bersenang-senang, atau hanya untuk sekedar mencurahkan kepribadian utamanya yang jelas berbanding terbalik dengan kenyataan. Alter ego dapat dibuat namun tidak untuk melupakan kenyataan dan karakter utama diri sendiri.
Dari segi kesehatan, terdapat beberapa langkah yang direkomendasikan
untuk membuat alter ego:
· Menentukan kepribadian
yang ingin dibentuk
· Menciptakan ciri khas
tersendiri atau tampilan baru sebagai bagian lain dari karakter yang dibentuk
tanpa melupakan karakter utama
· Menyesuaikan identitas
baru tersebut dengan konteks yang ingin ditampilkan.
Orang yang memiliki alter ego, kerap kali dijumpai di kalangan
selebritis atau tokoh dunia yang terkenal. Sebagai salah satu contoh adalah
penyanyi terkenal Beyonce, penyanyi asal Amerika tersebut mengaku bahwa ia
adalah seorang yang sangat pemalu, sehingga ia membuat karakter buatannya
sendiri untuk bisa tampil percaya diri di atas panggung. Ia membuat karakter
Sasha Fierce pada saat penggarapan album keempat-nya. Beyonce mengaku lebih
bebas di atas panggung saat menjadi Sasha dibanding Beyonce.
Di sisi yang lain, alter ego dapat menjadi gangguan yang
sangat berbahaya untuk kesehatan mental. Ketika seseorang sudah tidak bisa
mengontrol kepribadian kedua dari alter ego-nya, maka kepribadian ini
akan mendominasi kepribadian utama atau bahkan hilangnya karakter utama pada
diri seseorang. Alter ego bisa saja menguasai diri hingga memperburuk
hubungan sosial dengan keluarga dan teman akibat adanya perbedaaan karakter
tersebut.
Di antara dampak negatif yang ditimbulkan dari dominasi karakter adalah
gangguan identitas disosiatif atau kepribadian ganda. Pengidap dari gangguan
ini akan menjadi sangat pasif, bahkan kepribadian lainnya dapat menciptakan
kebiasaan yang tidak dilakukan sebelumnya.
Beranjak dari hal tersebut, sangat disarankan untuk lebih berhati-hati
dalam penggunaan dan pembuatannya. Sebab, dampak negatif yang diberikan akan
sangat berpengaruh pada kesehatan psikis dan kehidupan sosial. Selain itu, alter
ego sangat tidak disarankan penggunaannya untuk melarikan diri dari
kenyataan atau berpura-pura menjalani kehidupan yang sebelumnya tidak pernah
kita jalani. Namun, jika alter ego telah
mengambil alih penuh diri kita, sangat ditekankan untuk berkonsultasi secara
rutin kepada ahli psikologi.
Sebagai kesimpulan, tidak ada salahnya untuk membuat karakter buatan
atau alter ego, karena hal itu dapat membantu kita terutama bagi para
introvert dalam melakukan kegiatan atau kehidupan sosial. Akan tetapi, perlu adanya tujuan yang pasti sehingga dalam pembuatannya tidak menimbulkan dampak
yang bersifat merusak kesehatan dan hubungan sosial.
Editor : Andi Tenri M.U




Comments
Post a Comment